Jumat, 24 Mei 2013

Kenapa Balap sekarang Pakai Pertamax Plus? (Bagian 1)


Sungguh menarik menilik keputusan beberapa regulasi balap tahun ni yang salah satu isinya adalah mengenai penggunaan bahan bakar pertamax Plus yang berOktan Minimal 95. Pemilihan Pertamax Plus yang diproduksi oleh pertamina ini cukup tepat untuk mewujudkan balap yang murah dan mudah. Faktanya adalah Pertamax Plus beroktan 95 sedangkan AVgas (Aviation Gasoline) yang sebelum ini biasa digunakan oleh para pelaku balap in negri ini beroktan 108. Oktan tinggi tentu membutuhkan kompresi mesin tinggi untuk bisa menyamai waktu pembakaran yang ‘lebih lama’ dibandingkan bbm yang beroktan lebih rendah.

Saat IMI memerintahkan menggunakan BBM Pelat merah (Pertamax Plus), tentu saja hampir semua Motor balap yang ikut balap Kejuaraan Nasional harus pula barengan menurunkan kompresi motornya. Kompresi Motor turun salah satu akibatnya adalah membuat panas mesin berkurang bila dibandingkan saat menggunakan bbm beroktan lebih tinggi sehingga mesin lebih durable, kinerja mesin lebih maksimal, terlebih lagi ini menguntungkan pabrikan yang menggunakan varian motor dengan mesin tipe long-stroke seperti Yamaha (Jupiter Z Series). Stroke panjang membuat area gesekan piston-dinding silinder semakin besar dan panas akan lebih besar dibanding mesin dengan stroke lebih pendek dan panaspun berkurang, serta memperpanjang life time mesin. Harusnya buat yang menggunakan mesin dengan stroke lebih pendek, ini akan lebih menguntungkan lagi. Dengan menggunakan bbm beroktan lebih rendah, kompresi turun, yang terjadi malah lap time lebih cepat, secara logika agak aneh nggak mungkin, tapi kejadian ini terjadi di Indoprix 2013.

Artinya apa, Saat dituntut menggunakan bbm beroktan rendah, tim balap malah harus kreatif. Saat kompresi berkurang, timing pengapian suplaian bbm harus di setting sampai ke titik dimana pembakaran bisa efesien. Selain tim dan motor pembalap juga harus smart, karena kompresi rendah, maka biasanya tarikan awal di rpm rendah akan lebih loyo. Pembalap harus mengindari keblejok di area rpm rendah ini sehingga gaya menggantung RPM mesin. Sama seperti kejadian di MotoGP kubikasi diturunin dari 1000 ke 800 dengan maksud agar lebih safety, motor malah lebih cepat karena karakter motor tidak overpower dan lebih ‘jinak’ sehingga waktu untuk melibas tikungan bisa lebih cepat karena pembalap bisa lebih late in dan fast out di tiap tikungan.

3 Alinea di atas menjelaskan aspek teknis di motor balap, sementara bagaimana dengan penjelasan aspek safety dan kesehatannya? Seperti kita ketahui Pada avgas, oktan itu bisa mencapai 108 itu didapat dengan penambahan tetra ethyl lead (TEL) yang menandakan mengangung timbal. Logam beracun ini amat berbahaya bagi manusia, timbal yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan atau pencernaan menyebar ke berbagai organ lewat sistem peredaran darah. Penimbunan timbal yang terjadi pada ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang dapat berlangsung dalam jangka panjang. Konsentrasi tinggi timbal dapat merusak jaringan saraf dan fungsi ginjal.
Sedangkan Pertamax Plus? Pertamina sudah menjamin bahwa BBM ini bebas Timbal (0,001 gram dalam satu liter Pertamax Plus) sehingga disinyalir aman bagi kesehatan. So Pertamax plus memang lebih rendah Oktannya, tapi lebih mudah mendapatkan, lebih murah, membuat mesin lebih durable dan yang penting membuat balapan lebih sehat buat manusia di lingkungannya.

To Be Continue


Tidak ada komentar:

Posting Komentar